Hujan
Sore itu hujan sangat lebat, anak-anak hanya berdiam diri di rumah saja begitu pun ipin dan upin.
Upin :” hey ipin,,,bila ujan ni nak berhenti?”
Ipin :“tak tau la,,,saya pun bosan,,,bosan sangat, nak main keluar,,,”
Upin :” betul..betul..betul…bosan bosan bosan…”
Ipin :“opa,,,,bila ujan ni berhentiiiiiiii duuhh…, kita orang nak main kluar”
Opa :“ipin…upin…, kalian tak boleh cakap macam tu, ujan tu rahmat dari Allah”
Ipin : “rahmat tu apa opa…?”
Opa : “rahmat tu smua kebaikan dari Allah”
Ipin : “ betul ke….”
Upin : “ betul..betul..betul…berarti banjir pun rahmat dari Allah…”
U & I : “Astagfirullah,,,,,”
Ipin : “opa,,,,hujan tu dari mane?, trus gmna bisa terjadi ujan?”
Opa : “emmmmm…, nanti opa tanya dulu sama cik Nurul Rochmat, teman opa yang ada di Indonesia hiihihih…...”
Tidaklah Allah ciptakan sesuatu itu dengan sia-sia. Hujan, angin, laut, tumbuhan dan binatang Allah ciptakan semata-mata sebagai bentuk Cinta pada makhlukNya. Kita pun akan lebih mensyukuri itu semua ketika mengkaji dan memaknai ayat-ayat Al quran.
Allah lah yang menurunkan hujan, Firman Allah dalam surat An Naba: 14, “dan kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah”.
Merupakan tanda kekuasaan Allah ta’ala, Allah menurunkan hujan pada tanah tandus, Allah berfirman dalam surat Fushilat:39, “ dan diantara tanda-tandaNya bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila air diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Lalu bagaimanakah proses terjadinya hujan? (ayo,,,jawabb la upiinnn), Allah menjelaskan ini dalam Al quran surat An Nur:43 yang artinya “ Tidaklah kamu lihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara bagian-baginnya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka terlihatlah olehmu hujan dari celah-celahnya dan Allah juga menurunkan butiran-butirn es dari langit, yaitu dari gumpalan gumpalan awan gunung gunung, maka ditimpakannya butiran butiran es itu kepad siap yang dikehendakiNya, dan dipalingkanNya dari siap yang di kehendakiNya. Kilauan kilat awan itu hamper-hampir menghilangkan penglihatan”. Allah telah menggambarkan terbentuknya awan dan hujan yang mengucur dari awan-awan. Fenomena ini sudah dikenal pleh seluruh umat manusia.
Akan tetapi, satu hal yang belum diketahui kebanyakan manusia adalah kelanjutan ayat tersebut yang menceritakan tentang komet komet salju (gunung gunung dari baradin). Dalam surat Al Baqoroh:22, surat Ibrahim:32 dan An Nahl:10, Allah mengatakan bahwa air dari langit bukan dari awan. Lalu mengapa pernyataan antara keduanya bertentangan?. Yang dimaksudkan ‘baradin’ dalam ayat itu adalah hujan beku atau batu es, ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa Allah telah menurunkan gunung-gunung berisi bola bola es atau komet komet salju dari langit ke bumi.
Sampai tahun 1986 (saya belum lahir,,,) fenomena tersebut belum diketahui manusia. Dr Louis Frank, seorang ahli fisika mempelajari data yang dikumpulkan satelit Dynamic Explorer I. Satelit tersebut merekam gambar-gambar terutama lapisan udara yang mengitari bumi. Dari gambar-gambar ini Dr Louis Frank menemukan lubang-lubang menembus atmosfer, ia menyimpulkan lubang-lubang itu hanya mungkin terbuat oleh bola-bola es atau komet-komet salju yang datang dari luar angkasa. Komet-komet itu berjatuhan ke bumi kurang lebih 100 juta banyaknya tiap tahun/ 19 butir tiap menit dengan kecepatan 10 km/detik. Bola-bola es pun berpencaran menjadi butiran-butiran kecil dan menguap di atmosfer. Akhirnya uap ini akan berjatuhan sebagai hujan dan menyatu dengan system perputaran air di bumi. Dr Yeates dengan menggunakan teleskop yang dapat menangkap seisi ruang angkasa, Arizona melihat bola-bola es itu pada jarak 150.000 km di atas bumi. Prof. Ibrahim B. Sayed berkata “ Sungguh mengherankan hasil-hasil penyelidikan ini sesuai dengan ramalan-ramalan Al quran” lalu Nurul Rochmat, S.Pd pun berkata “Subhanallah ya Rabb,,,,, akan kusampaikan ini pada siswa-siswa ku”
Dalam Surat An Nur:43 Allah menjelaskan bahwa semua makhluk ciptaanNya bertasbih kepadaNya (hujan pun bertasbih, masa kita ni tidak,,,,sungguuhhh terrrlaaaluuu). Kata awal yang dipilh Allah pun sangat terasa seolah-olah kitalah audiens nya “Tidaklah Kamu Lihat?”, semakin menyadarkan kita jangan-jangan selama ini kita tidak melihat fenomena alam yang tunduk pada Allah. Karena Allah yang menjadi tema besar, karena Allah yang seperti itulah yang layak disucikan, disembah. BagiNya segala kerajaan di tujuh langit dan bumi. Raja segala kerajaan, dan segala sesuatu yang pernah atau belum di bayangkan makhluk-makhlukNya.
Sungguh hujan itu adalah kenikmatan dari Allah ta’ala. Namun ketika hujan dirasa mengganggu aktivitas manusia, timbulah kata-kata celaan, seperti ‘aduuuuuuuuhhhh hujan lagi, hujan again,,,,,, mana becek gak ada ojek, popoean teu acan garing duuhhh”, dll. Sungguh kata-kata ini tidak ada manfaatnya sama sekali, dan tentu akan masuk dalam catatan amal yang jelak, Allah berfirman “Tiada suatu ucapan yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” QS Qaaf:18
Allahua’lam,,,,,,
No comments:
Post a Comment